Asepsis dapat didefinisikan
sebagai suatu keadaan bebas mikroorganisme patogen, sedangkan antisepsis
merupakan segala tindakan untuk menjadikan suatu alat atau bahan menjadi bebas
hama patogen, dengan cara membunuh semua mikroorganisme untuk mencegah terjadinya
infeksi. Prosedur antisepsis yang dinamakan juga dengan sterilisasi, dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu, pemanasan, kimiawi, dan radiasi. Cara
pemanasan dapat dilakukan dengan pemanasan tanpa tekanan dengan temperatur
tertentu (>1000 Celcius), dan pemanasan dengan tekanan (autoclave). Secara
kimiawi digunakan tablet formalin, gas etilen oksida, asam karbol, iodine
tingtur 3-5%, alkohol 70%, larutan lisol, dan lain sebagainya. Cara radiasi
dilakukan dengan menggunakan sinar X, atau sinar ultraviolet (UV). Kontrol
asepsis terhadap alat dan bahan melalui prosedur antisepsis telah diketahui
dapat mengurangi dan atau mengeliminasi sumber dan penyebaran infeksi sehingga
dapat melindungi pasien dan penyedia kesehatan dari penyakit.
Pasien dalam kondisi kesehatan yang terganggu, terutama yang akut dan perlu perawatan khusus, memiliki resiko untuk mendapatkan infeksi karena rendahnya resistensi terhadap mikroorganisme penyebab infeksi, dan bila terpapar akan terjadi peningkatan jumlah dan jenis-jenis organisme penyebab penyakit, dan akan lebih buruk bila dilakukan prosedur yang infasif. Walaupun perlindungan terhadap pasien mutlak sebuah prioritas, tetapi dokter mempunyai resiko untuk kontak dengan benda-benda yang infeksius atau terpapar ke penyakit. Dokter harus mengetahui organisme penyebab infeksi dan bagaimana penyakit itu ditularkan, langkah yang dibutuhkan untuk melindungi pasien, dan langkah-langkah untuk memastikan perlidungan dari paparan terhadap mikroorganisme.
Beberapa contoh penggunaan zat
antiseptik antara lain adalah :
- Menyucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi.
- Menyucihamakan luka.
- Sterilisasi instrumen bedah.
- Preventif infeksi pada perawatan luka.
- Mengobati infeksi lokal.
- Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi. Dijumpainya organisme patogen bukanlah berarti infeksi akan segera terjadi. Perkembangan untuk terjadinya sebuah infeksi merupakan proses yang bersifat siklus yang tergantung kepada 6 elemen, seperti tercantum di bawah ini:
*Zat penyebab infeksi atau patogen
*Tempat
dimana patogen tersebut dapat berkembang
*Jalan keluar dari tempat tersebut
* Cara penularan.
* Jalan
untuk masuk ke penderita
*Penderita yang rentan
Infeksi dapat berkembang jika
rantai infeksi tetap utuh. Dokter dapat menggunakan ilmu yang didapat dalam
melakukan kontrol terhadap infeksi untuk memecahkan elemen rantai tersebut
sehingga infeksi tidak dapat ditularkan. Usaha dokter untuk meminimalisasi
onset dan penyebaran infeksi adalah berdasarkan tehnik dan dasar-dasar aseptik.
Aseptik didefenisikan sebagai tidak dijumpainya mikroorganisme patogen (yang
dapat menyebabkan penyakit). Ada dua tipe dari teknik aseptik yaitu aseptik
medis dan pembedahan. Aseptik medis, atau teknik pembersihan, termasuk
prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengurangi jumlah dan mencegah
penyebaran mikroorganisme. Higiene tangan, tehniktehnik membawa, dan
pembersihan lingkungan secara rutin adalah merupakan contoh-contoh terhadap
aseptik medis. Dasar-dasar dari aseptik medis umumnya dapat dilakukan di rumah,
seperti penyediaan makanan. Aseptik pembedahan, atau tehnik sterilisasi,
termasuk prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengeliminasi semua
mikroorganisme dari sebuah area. Sterilisasi akan menghancurkan seluruh mikroorganisme
dan spora-sporanya. Dokter di ruang operasi, laboratorium dan ruang melahirkan,
dan tempat dimana harus steril maka instrumen dan alat yang digunakan harus
tetap steril. Tehnik ini lebih bersifat kaku dibandingkan aseptik medis.
0 komentar:
Posting Komentar