Selasa, 09 Agustus 2016

ASEPSIS


Asepsis dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan bebas mikroorganisme patogen, sedangkan antisepsis merupakan segala tindakan untuk menjadikan suatu alat atau bahan menjadi bebas hama patogen, dengan cara membunuh semua mikroorganisme untuk mencegah terjadinya infeksi. Prosedur antisepsis yang dinamakan juga dengan sterilisasi, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, pemanasan, kimiawi, dan radiasi. Cara pemanasan dapat dilakukan dengan pemanasan tanpa tekanan dengan temperatur tertentu (>1000 Celcius), dan pemanasan dengan tekanan (autoclave). Secara kimiawi digunakan tablet formalin, gas etilen oksida, asam karbol, iodine tingtur 3-5%, alkohol 70%, larutan lisol, dan lain sebagainya. Cara radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X, atau sinar ultraviolet (UV). Kontrol asepsis terhadap alat dan bahan melalui prosedur antisepsis telah diketahui dapat mengurangi dan atau mengeliminasi sumber dan penyebaran infeksi sehingga dapat melindungi pasien dan penyedia kesehatan dari penyakit. 


Pasien dalam kondisi kesehatan yang terganggu, terutama yang akut dan perlu perawatan khusus, memiliki resiko untuk mendapatkan infeksi karena rendahnya resistensi terhadap mikroorganisme penyebab infeksi, dan bila terpapar akan terjadi peningkatan jumlah dan jenis-jenis organisme penyebab penyakit, dan akan lebih buruk bila dilakukan prosedur yang infasif. Walaupun perlindungan terhadap pasien mutlak sebuah prioritas, tetapi dokter mempunyai resiko untuk kontak dengan benda-benda yang infeksius atau terpapar ke penyakit. Dokter harus mengetahui organisme penyebab infeksi dan bagaimana penyakit itu ditularkan, langkah yang dibutuhkan untuk melindungi pasien, dan langkah-langkah untuk memastikan perlidungan dari paparan terhadap mikroorganisme. 

Beberapa contoh penggunaan zat antiseptik antara lain adalah :

  1. Menyucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi.
  2. Menyucihamakan luka.
  3. Sterilisasi instrumen bedah.
  4. Preventif infeksi pada perawatan luka.
  5. Mengobati infeksi lokal.
  6. Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi. Dijumpainya organisme patogen bukanlah berarti infeksi akan segera terjadi. Perkembangan untuk terjadinya sebuah infeksi merupakan proses yang bersifat siklus yang tergantung kepada 6 elemen, seperti tercantum di bawah ini:

*Zat penyebab infeksi atau patogen
*Tempat dimana patogen tersebut dapat berkembang
*Jalan keluar dari tempat tersebut
* Cara penularan.
* Jalan untuk masuk ke penderita
*Penderita yang rentan

Infeksi dapat berkembang jika rantai infeksi tetap utuh. Dokter dapat menggunakan ilmu yang didapat dalam melakukan kontrol terhadap infeksi untuk memecahkan elemen rantai tersebut sehingga infeksi tidak dapat ditularkan. Usaha dokter untuk meminimalisasi onset dan penyebaran infeksi adalah berdasarkan tehnik dan dasar-dasar aseptik. Aseptik didefenisikan sebagai tidak dijumpainya mikroorganisme patogen (yang dapat menyebabkan penyakit). Ada dua tipe dari teknik aseptik yaitu aseptik medis dan pembedahan. Aseptik medis, atau teknik pembersihan, termasuk prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengurangi jumlah dan mencegah penyebaran mikroorganisme. Higiene tangan, tehniktehnik membawa, dan pembersihan lingkungan secara rutin adalah merupakan contoh-contoh terhadap aseptik medis. Dasar-dasar dari aseptik medis umumnya dapat dilakukan di rumah, seperti penyediaan makanan. Aseptik pembedahan, atau tehnik sterilisasi, termasuk prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengeliminasi semua mikroorganisme dari sebuah area. Sterilisasi akan menghancurkan seluruh mikroorganisme dan spora-sporanya. Dokter di ruang operasi, laboratorium dan ruang melahirkan, dan tempat dimana harus steril maka instrumen dan alat yang digunakan harus tetap steril. Tehnik ini lebih bersifat kaku dibandingkan aseptik medis.

0 komentar:

Posting Komentar